04 Februari 2009

Tegaskan Lagi Janji Selesaikan Korban Lapindo

Tegaskan Lagi Janji Selesaikan Korban Lapindo

Jawa Pos, 01 Pebruari 2009
SOAL ganti rugi korban lumpur Lapindo di Sidoarjo, Aburizal Bakrie selaku Menko Kesra mengakui, posisi pemerintah serbasulit. Namun, ketika berbicara atas nama keluarga besar Bakrie, dia kembali menegaskan komitmennya.

''Saya tentu sangat simpati kepada mereka (para korban lumpur Lapindo, Red). Insya Allah, kami akan menyelesaikan seluruh harga pembelian itu. Tolong dicatat, kami tegas berkomitmen menyelesaikan semuanya dan Insya Allah rezekinya ada,'' ujarnya.

Menurut Ical, masalah tersebut masih bisa diperdebatkan. Artinya, perusahaan memiliki sikap yang serbasulit. Sebab, faktanya perusahaan (Lapindo) sudah tidak mampu memberikan ganti rugi. ''Karena Lapindo itu perusahaan kecil. Karena itu, mereka mengatakan tidak bisa apa-apa dan itu tidak salah. Dibuktikan dalam pengadilan dan dua kali dibuktikan tidak salah,'' tegasnya.

Tetapi, lanjut dia, perusahan itu sebagian kecil yang dimiliki keluarga Bakrie. Jadi, ketika keluarga sedang dalam kondisi baik, terutama pada 2007 dan 2008 (sebelum krisis finansial global), perusahaan membeli tanah warga dengan harga 10 kali lipat. Namun, terang Ical, ketika masa-masa susah seperti sekarang, Bakrie minta toleransi. Dia menyampaikan bahwa hingga saat ini, pihaknya sudah memberikan uang Rp 5 triliun untuk jual beli tanah di Sidoarjo.

''Kami sudah memberikan banyak dan sudah mencapai Rp 5 triliun lebih. Solusinya, ya kami memberikan penjelasan. Dan alhamdulillah sekarang sudah banyak yang paham dan mulai mengatakan bahwa ya baiklah mungkin kalau nanti perusahaannya sudah jaya lagi, kita harapkan Bakrie bisa bayar lebih besar,'' ucapnya.

Alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut mengatakan, yang saat ini menjadi kendala adalah para calo tanah. Menurut dia, ada indikasi bahwa para calo yang biasa disebut ijon itu memperkeruh suasana. ''Mereka yang berani memberikan cash untuk warga korban, tapi ternyata dicicilnya (oleh Lapindo, Red) lebih lambat. Jadi, mereka marah-marah,'' terangnya.(zul/nw)

Tidak ada komentar: