06 Oktober 2007

Pengumuman Exs Warga RT.06 RW.13 TAS

Sehubungan adanya rencan Tour Wisata dalam acara Halal Bihalal
Exs Warga PERUM TAS Rt.06 Rw.13 untuk menginformsikan kepada
saudara yang lain.
Kemungkinan pelaksanaan acara tersebut Tgl 11 Nopember 2007
di Kebun Teh Lawang tanpa di pungut biaya.
Untuk itu agar masing KK menginformasikan anggota keluarga yang
ikut untuk di data oleh Panitia.
Untuk Stat pemberangkatan berkumpul di Lapas Sidoarjo deket Masjid
Agung Sidoarjo jam 06.00 pagi hari.

Demikian Pengumuman ini kurang jelas hub. 70109070 , 70481131

Trimakasih atas perhatiannya

DPR Kwatirkan Endapan Lumpur di Sungai Porong

Laporan Wartawan Kompas Antonius Ponco A
SIDOARJO,KOMPAS – Tim Pengawas Penanggulangan Lumpur Sidoarjo Dewan Perwakilan Rakyat khawatirkan tingginya endapan lumpur Lapindo di Sungai Porong, Sidoarjo. Tim meminta Badan Pelaksana Badan Penanggulangan Lumpur di Sidoarjo (BP BPLS) memikirkan cara lain membuang lumpur.

Kekhawatiran ini diungkapkan tim saat mereka meninjau lokasi pembuangan lumpur Lapindo di Sungai Porong, Sabtu (29/9). Tim terdiri atas 20 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang berasal dari seluruh fraksi di DPR.

Menurut Priyo Budi Santoso, salah satu anggota tim pengawas penanggulangan lumpur Sidoarjo, endapan lumpur di Sungai Porong sudah sangat mengkhawatirkan. Kondisi endapan yang parah ini harus segera diatasi oleh BP BPLS karena tidak lama lagi sudah memasuki musim hujan.

“Kalau endapan tidak segera dikeruk, bisa menimbulkan bencana baru di Porong, yaitu banjir,” kata Priyo.

Dia juga meminta BP BPLS memikirkan cara lain selain membuang lumpur ke Sungai Porong. Untuk saat ini pembuangan lumpur ke sungai dapat dimakluminya karena jika tidak luasan area yang tergenang oleh lumpur bisa meluas diakibatkan terbatasnya kolam penampungan lumpur.

Namun Deputi Infrastruktur BP BPLS Karyadi mengatakan tidak perlu terlalu mengkhawatirkan endapan lumpur di Sungai Porong. Dia yakin saat musim hujan nanti endapan-endapan lumpur itu akan terbawa oleh air hujan dan air yang mengalir dari hulu sungai.

Saat musim kemarau ini, debit air sungai dari hulu Sungai Porong sedikit sehingga tidak mampu membawa lumpur yang dibuang di sungai ke arah muara laut. Lumpur akhirnya mengendap di sungai.

Namun untuk menepis kekhawatiran dari masyarakat akan terjadinya banjir, dalam waktu dekat BP BPLS akan segera mengeruk lumpur. Kapal keruk yang digunakan untuk mengeruk lumpur sudah ada di Sungai Porong sejak awal bulan September tetapi sampai sekarang belum dioperasionalkan karena peralatan pendukungnya belum siap.

Sementara untuk ke depan, BP BPLS telah menyiapkan dua alternatif untuk pembuangan lumpur. Alternatif pertama adalah membuat kanal langsung ke laut dan alternatif kedua adalah tetap menggunakan Sungai Porong. BP BPLS lebih memilih pembuangan ke sungai karena biaya yang dikeluarkan tidak sebesar pembuatan kanal pembuang lumpur ke laut.

Rangkaian Kapal Keruk ke dua tiba di Porong

Laporan Wartawan Kompas Antonius Ponco A

KOMPAS/LAKSANA AGUNG SAPUTRA Lumpur panas di kolam penampungan di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

SIDOARJO, KOMPAS - Sementara kapal keruk pertama belum bisa dioperasikan, rangkaian kapal keruk kedua tiba di Porong, Sidoarjo, Jatim. Sama seperti kapal keruk pertama, kapal keruk kedua ini akan dipakai untuk mengeruk lumpur Lapindo yang dibuang dan mengendap di Sungai Porong.

Kepala Humas Badan Pelaksana Badan Penanggulangan Lumpur di Sidoarjo, Achmad Zulkarnain, Jumat (5/10), mengatakan kapal keruk kedua yang memiliki kekuatan 675 tenaga kuda didatangkan dari Prigi, Tulungagung. Sama seperti kapal keruk yang pertama, kapal keruk kedua ini juga pernah dipakai pada tahun 1970-an untuk normalisasi Sungai Porong.

Rencananya rangkaian kapal keruk kedua ini akan dirakit dalam waktu tiga sampai empat hari. Setelah itu pengecekan mesin barulah kemudian dioperasikan. “Kemungkinan pengoperasian baru dilakukan setelah lebaran,” ungkapnya.

Adapun kapal keruk pertama yang didatangkan dari Wlingi, Blitar dan memiliki kekuatan 850 tenaga kuda sampai sekarang belum juga dioperasionalkan untuk mengeruk lumpur. Hal ini karena mesin kapal keruk yang masih bermasalah dan belum tersambungnya pipa yang dipakai untuk membuang lumpur.

Rencananya kapal keruk akan menyedot endapan lumpur di sungai dan menyalurkannya melalui pipa yang memanjang sekitar 500 meter ke bagian hilir Sungai Porong. Ujung dari pipa pembuang berdiameter 12 inch ini akan berada di bagian sungai di dekat jembatan bekas tol Porong-Gempol.

Lumpur yang disedot akan dibuang di bagian sungai itu dan menurut perhitungan BP BPLS jika lumpur dibuang di sana, lumpur akan terbawa ke laut oleh pasang air laut. Pasalnya air pasang laut akan sampai ke bagian sungai di dekat jembatan bekas tol Porong-Gempol.

Tak Kenal maka tak Sayang ? ...

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat datang kepada pengunjung sekalian, terimakasih telah menyempatkan mampir disini, semoga apa yang saya sajikan bisa bermanfaat.

Saya mohon maaf bila terdapat sesuatu yang kurang berkenan.

Web ini merupakan web pribadi saya, sebagai media menyampaikan informasi, serta semoga dapat memberikan manfaat kepada pengunjung sekalian. Jika ada saran/masukan/usulan silahkan kirim email saja saya.

Web Site ini untuk mempermudah penyampaian informasi seputar lumpur panas dan permasalahan yang ditimbulkan bagi exs Warga PERUM TAS1 khususnya RT.06 RW.13 dan untuk menyambung tali silaturahmi sesama korban lumpur panas yang saling berjauhan tempat tinggalnya. Saya juga menerima informasi dari saudara untuk dimuat disini.

Silahkan melihat-lihat, semoga bisa memberikan manfaat.

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh