15 Februari 2009

Senin, Ribuan Korban Lumpur Unjuk Rasa Duduki Grahadi

Senin, Ribuan Korban Lumpur Unjuk Rasa Duduki Grahadi

suarasurabaya.net| Ribuan korban lumpur dari berbagai elemen pada Senin, 16 Februari 2009 akan konvoi dari Sidoarjo menuju Grahadi di Jalan Gubernur Suryo Surabaya dan akan menduduki gedung negara tersebut.

SUMITRO Koordinator Tim Perunding Warga Perumtas satu diantara perwakilan korban lumpur pada Suara Surabaya, Sabtu (14/02) mengatakan, aksi unjuk rasa yang diakui akan menganggu arus lalu lintas ini recananya akan diikuti sekitar 3000 warga korban lumpur.

Mereka terdiri dari warga korban lumpur Perumtas I , Tim 16, perwaklan warga Pagar Rekontrak, Keppres, relokasi Kahuripan Nirwana Village, Besuki , Pejarakan. Para korban lumpur ini bergabung untuk mendorong Pemerintah Pusat lewat perwakilan Jatim yaitu Gubernur Jatim sebagai dewan pengarah di daerah untuk melihat persoalan ini secara sungguh-sungguh.

“Tidak hanya sekedar retorika ingin menyelesaikan dengan membantu penyelesaian. Karena sistem penyelesaian yang sekarang ditawarkan PT Minarak Lapindo Jaya tidak ada yang berjalan tuntas,” ungkapnya.

Kata SUMITRO, titik kumpul para pengunjukrasa di 2 tempat yaitu kawasan Pasar Batu Porong dan Kahuripan Nirwana Village kemudian menuju alun-alun Sidoarjo untuk berkumpul semuanya dan konvoi menuju Surabaya.

“Kami akan berangkat dari Sidoarjo sekitar jam 9 pagi. Nantinya akan ada 5 sampai 6 truk barang perlengkapan rumah tangga yang akan diturunkan di Grahadi dan kami akan menduduki Grahadi kalau tidak ada jalan keluar,” tegasnya.

Selain menuju Grahadi, massa kata SUMITRO rencanya juga akan bergerak mampir ke Mapolda Jatim untuk menyampaikan masalah-masalah yang sekarang ini dihadapi oleh korban lumpur termasuk dalam penyelesaian ganti rugi.

Ketika ditanya mengapa mengajak ribuan massa dan menduduki Grahadi? SUMITRO menjelaskan karena banyak statement dari pihak terkait gerakan korban lumpur bukan merupakan aspirasi semua korban lumpur ini menyesatkan semua pihak terutama opini publik di Indonesia. “Seakan-akan penyelesaian korban lumpur sudah tuntas, padahal yang terjadi penyelesaian di atas kertas saja, tapi yang kita butuhkan sesungguhnya bukan di atas kertas,” ucapnya.

“Sekarang ini kita sebenarnya ingin melakukan pendekatan dialog dengan tidak mengerahkan massa. Tapi sepertinya pejabat di negeri ini membudayakan masyarakat itu untuk mengerahkan massa. Kita datang dengan perwakilan 10 atau 40 orang tidak dianggap, justru dianggap perwakilan itu provokator padahal kita aspirator. Apalagi para perwakilan itu bukan orang luar di dalam komunitas korban lumpur tapi korban langsung yang ditunjuk warga tapi dianggap provokator ini kan ironis dalam penyelesian ini,” tambahnya.

SUMITRO mengatakan, dengan aksi unjuk rasa ke Grahadi ia berharap SOEKARWO Gubernur Jatim segera merespon tuntutan warga korban lumpur Lapindo. Mereka juga meminta pada tanggal 17 Februari, Gubernur Jatim siap memimpin delegasi ke Jakarta, ini sebagai tindakan konkrit yang riil.

“Kami sudah menyiapkan 40 perwakilan dari seluruh elemen perwakilan korban lumpur pada hari Selasanya. Kalau nantinya pertemuan tanggal 17 atau 18 Februari nanti yang difasilitasi oleh Mabes Polri tidak ada hasil baru kami mengikutkan massa dari seluruh elemen itu bergabung di Jakarta. Kami akan berkemah di depan Istana Merdeka. Kami bukan unjuk rasa tapi kami mengungsi di sana, biar pak Presiden tahu kondisi anak bangsa ini yang ada di Porong ini tidak ada penyelesaian yang sungguh-sungguh,” kata SUMITRO.(ipg)

Tidak ada komentar: