04 Agustus 2008

Diintimidasi Anggota DPRD Warga Pengontrak Tuntut Jadup

Diintimidasi Anggota DPRD Warga Pengontrak Tuntut Jadup
Monday, 04 August 2008
Sidoarjo - Surya-Puluhan warga korban lumpur yang pernah mengontrak rumah di Perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera I (Perum TAS I), menuntut Lapindo Brantas Inc agar mencairkan uang jatah hidup (jadup) dan UKM. Warga pengontrak yang belum menerima jadup dan uang UKM sebanyak 188 KK atau 1.788 jiwa. Mereka selama ini tinggal di Perum TAS I, dan kini sudah kontrak rumah di tempat lain bahkan berpencar.

Tuntutan warga korban lumpur tidak disampaikan langsung ke Lapindo Brantas Inc atau DPRD Sidoarjo, tetapi melalui DPC Partai Hanura, di Perum Puri Indah Kecamatan Sidoarjo, Minggu (3/8).
Selain kesal dengan sikap Lapindo, warga juga mengadukan ulah seorang anggota DPRD Sidoarjo, yang dinilai melakukan intimidasi dengan menyatakan kalau tuntutan warga pengontrak sulit dipenuhi.

Juru bicara warga, Mulyani mengatakan pihaknya sering menggelar aksi seperti ini, namun sampai sekarang Lapindo tidak pernah menggubrisnya.

Menurut ia, seharusnya Lapindo memberlakukan sama kepada warga korban lumpur yang mendapatkan uang kontrak rumah Rp 5 juta, uang transport Rp 500.000 dan jadup Rp 300.000 per jiwa per bulan selama enam bulan. “Nyatanya, kami hanya diberi uang kontrak selama setahun. Sedangkan uang jadup tidak diberi,” tuturnya.

Ketua DPC Partai Hanura Sidoarjo, I Wayan Dendra, mengatakan sebenarnya peluang untuk mendapat jadub dan UKM masih terbuka. “Dalam hal pemberian jadup dan UKM, ada diskriminasi. Warga pengontrak tak mendapat hak yang sama, kami akan mengupayakan untuk bertemu dengan pemkab maupun Lapindo,” ujar Wayan Dendra.

Wayan Dendra juga menyesalkan sikap anggota DPRD, yang mengintimidasi warga soal tidak dikabulkannya tuntutan warga tersebut. “Seharusnya berbagai upaya dilakukan, bukan malah menjatuhkan semangat warga,” tukasnya.
Wakil Ketua DPRD, Jalaludin Alham mempertanyakan siapa anggota DPRD yang bersikap seperti itu. ”Kami tetap menyambut baik uluran Hanura, sehingga beban kami sedikit ringan,” pungkasnya. sda

Tidak ada komentar: