15 November 2008

Rudi Persilahkan Pemerintah Gunakan Kesimpulan Geolog Dunia

Rudi Persilahkan Pemerintah Gunakan Kesimpulan Geolog Dunia

Rabu, 29 Oktober 2008 | 12:50 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Ahli geologi dari Institut Teknologi Bandung, Rudi Rubiandini, mempersilahkan pemerintah Indonesia menggunakan hasil konferensi American Association of Petroleum Geologists (AAPG) di Cape Town, Afrika Selatan, sebagai pertimbangan untuk menyelesaikan kasus lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

Konferensi American Association of Petroleum Geologists pada Selasa (28/10) waktu setempat mengadakan pemungutan suara terkait penyebab lumpur Lapindo. Menurut Rudi, Rabu (29/10), pemungutan suara tersebut menghasilkan 42 ahli geologi menyatakan lumpur Lapindo terjadi karena pengeboran; 13 ahli geologi menyatakan lumpur Lapindo terjadi karena pengeboran dan gempa di Yogyakarta; 16 ahli geologi menyatakan belum bisa menyimpulkan penyebab; serta tiga ahli geologi menyatakan lumpur Lapindo terjadi karena gempa di Yogyakarta.

"Kalau ini (hasil kesimpulan AAPG) dijadikan referensi, itu 100 persen hak pemerintah," ujar Rudi. "Kalau saya dari dulu pun memiliki kesimpulan yang kebetulan sama yaitu akibat pengeboran."

Rudi sendiri menegaskan kembali sikapnya bahwa institusi yang menyebabkan lumpur Lapindo harus bertanggung jawab. Proses hukum kasus Lapindo sendiri mentok di Kejaksaan Tinggi Jawa Timur karena tidak cukup bukti. Sementara, gugatan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) ditolak Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan pertimbangan semburan lumpur adalah bencana alam.

Rudi juga menanggapi berita di media massa yang merilis siaran pers PT Lapindo Brantas pada 22 Oktober lalu. Dalam siaran pers itu, PT Lapindo Brantas menyebutkan bahwa para geolog dalam The Geological Society di London, Rabu (22/10) menyepakati bahwa semburan lumpur Lapindo adalah "mud volcano".

Menurut Rudi, pertemuan The Geological Society tidak menghasilkan kesimpulan. "Di London itu ahli geologi yang umum hanya berdiskusi tidak menghasilkan kesimpulan," ujar Rudi.

Rudi menambahkan bahwa pertemuan The Geological Society memutuskan bahwa pembicaraan mengenai penyebab lumpur Lapindo harus menggunakan data pengeboran. Sementara, saat pertemuan The Geological Society tidak dibeberkan data pengeboran.

Rudi mengaku pertemuan American Association of Petroleum Geologists membahas lebih lanjut soal penyebab lumpur Lapindo dan diskusi tersebut memakai data pengeboran. Selain itu, lanjut Rudi, American Association of Petroleum merupakan pertemuan para ahli geologi petroleum secara khusus. Itu berbeda dengan The Geological Society yang merupakan pertemuan ahli geologi secara umum.

American Association of Petroleum Geologists sendiri digelar di Cape Town, Afrika Selatan, dari Senin (27/10) sampai Rabu (29/10). Lumpur Lapindo menjadi salah satu dari enam highlight dalam pertemuan tersebut.

Tidak ada komentar: