24 Oktober 2008

Demo, Warga Tutup Akses ke Tanggul

Demo, Warga Tutup Akses ke Tanggul

Friday, 24 October 2008
SIDOARJO-SURYA-Warga dari empat desa, yakni Desa Besuki Timur, Siring Barat, Jatirejo dan Mindi tumplek blek di bawah jembatan bekas jalan tol Porong-Gempol itu, Kamis (23/10). Mereka menuntut agar desanya dimasukkan dalam peta terdampak lumpur panas Lapindo. Unjuk rasa yang dilakukan mulai anak kecil, ibu dan bapak dikawal ketat aparat kepolisian dari Polres Sidoarjo. Ada beberapa polisi membawa senjata laras panjang mengawasi pendemo.

Selain membawa poster dan spanduk bernada protes, pendemo menggelar istighotsah di jalan akes menuju tanggul. Tak pelak, truk milik PT Lapindo Brantas yang mengangkut material pembuatan tanggul tidak dapat melewati jalan itu.

“Semua warga sangat kecewa kenapa desa kami dalam pembahasan RUU APBN 2009 tidak dimasukkan peta terdampak karena tidak layak huni,” ujar M Irsyad warga Besuki Timur.
Sementara Ketua Pansus Lumpur DPRD Sidoarjo, Maimun Sirodj turun ke lapangan menemui warga. Ia berjanji akan menampung aspirasi dan menyampaikan ke pemerintah pusat dan DPR RI. “Pansus Lumpur sudah mengirim surat ke pemerintah pusat dan DPR RI mengenai kondisi empat desa,” katanya di hadapan warga empat desa.

Menurut Maimun, dalam sepekan sebelum RUU APBN digedok, DPR RI harus merevisi dan memasukkan anggaran ganti rugi terhadap empat desa. Maimun berjanji akan terus memperjuangkan agar empat desa masuk kawasan yang mendapat ganti rugi dari pemerintah. “Kasihan warga kalau tidak dimasukkan kawasan yang mendapatkan ganti rugi,” sambung Ketua DPRD Sidoarjo Arly Fauzi di ruangannya. mif

Tidak ada komentar: