20 Oktober 2008

Kadis Pengairan: Lucu BPLS Kesulitan Eskaponton

Kadis Pengairan: Lucu BPLS Kesulitan Eskaponton

Tuesday, 14 October 2008
SIDOARJO-SURYA-Kendala pengadaan alat berat eskaponton yang didalihkan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) dalam normalisasi Kali Porong mendapat sorotan kalangan eksekutif dan legislatif. Menurut Kadis Pengairan Pemkab Sidoarjo Setyo Basukiono BPLS harus melaksanakan upaya normalisasi Kali Porong sesuai kesepakatan yang dibuat dalam pertemuan antara BPLS dengan Pemkab Sidoarjo.

“Dalam rapat, BPLS sepakat menambah eskaponton sedikitnya enam unit di Kali Porong. Apa pun kendalanya BPLS harus melaksanakan komitmennya itu,” kata Setyo Basukiono, Senin (13/10).

Soal alasan kesulitan mencari eskaponton, menurut Basukiono, hal itu semata-mata dalih saja. Lantaran banyak penyedia eskaponton yang sanggup mengadakan sesuai keinginan BPLS. “Lucu jika lembaga setingkat BPLS kesulitan mencari eskaponton. Saya rasa kami ami siap untuk menyediakan eskaponton, berapapun jumlahnya. Kalau kurang saya masih memiliki data para pemilik eskaponton yang bisa dihubungi,” tukas Basukiono.

Dalam beberapa pengecualian para pemilik eskaponton terkadang enggan alatnya disewa. Namun, lanjut Basukiono, hal itu bisa diatasi dengan memberikan jaminan dari biaya sewa yang sesuai dengan risiko. "Yang penting harga sewa sesuai, saya kira berapapun (eskaponton -Red) ada,” tutur Basukiono, “BPLS seharusnya lebih proaktif mengomunikasikan masalah tersebut dengan kami dan hendaknya jangan terlalu mempercayakan kepada pihak ketiga,” sarannya.

Di tempat terpisah Jalaludin Alham, dewan pengarah Pansus Lumpur Sidoarjo, mengatakan dalam rapat sudah disepakati, jika BPLS akan menambah eskaponton 12 unit hingga akhir Oktober sudah berada dilokasi."Ini sudah kesepakatan bersama, jadi harus dilaksanakan," katanya.

Pihaknya juga akan melakukan evaluasi setelah waktu dua minggu tersebut. Berdasarkan hasil laporan sidak Pansus Lumpur saat ini sudah ada 8 eskaponton dilokasi.

Sementara itu Humas BPLS Achmad Zulkarnain mengatakan kendala pengadaan eskaponton bukan pada dana, namun memang alatnya yang tidak ada. "Sekarang ini kita anggarkan sewa (eskaponton) seharga Rp 350 ribu perjam, masalahnya pontonnya yang tidak ada," kata Zulkarnain mengulang permasalahan yang dihadapinya selama ini. iit

Tidak ada komentar: