05 Desember 2008

Tidak Puas, Korban Lapindo 'Faksi' GPPP Akan Datangi Istana

Tidak Puas, Korban Lapindo 'Faksi' GPPP Akan Datangi Istana

Jakarta - Korban Lapindo yang beraksi di Jakarta terpecah menjadi dua faksi. Faksi pertama adalah Tim 16 yang menyetujui negosiasi baru di gedung Setneg semalam. Sedang faksi kedua dikenal sebagai Gerakan Pendukung Peraturan Presiden (GPPP), yang meminta suaka ke Kedubes Belanda.

Faksi GPPP yang tersisa 85 orang mengaku tidak menyetujui kesepakatan baru yang dilansir semalam. Mereka akan melanjutkan aksi demo di depan Istana Merdeka, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, hari ini.

"Kami tidak puas dengan hasil pertemuan kemarin. Oleh karenanya kami akan melanjutkan perjuangan kami dengan berdemonstrasi di depan Istana," ujar salah satu korban Lapindo dari GPPP, Sumitro, pada detikcom, Kamis (4/12/2008).

Sumitro dkk merupakan warga dari empat desa yakni Desa Jatirejo, Siring, Reno Kenongo dan Kedung Bendo, Sidoarjo, Jatim. Mereka tidak menyetujui keputusan PT Minarak Lapindo Jaya yang membayar mereka dengan cara mencicil sebesar Rp 30 juta per bulan dan uang sewa rumah Rp 2,5 juta/tahun.

Sumitro mengatakan, jika PT Minarak Lapindo memutuskan cara tersebut, maka pemerintah harus membayar lunas sisa 80 persen pembayaran ganti rugi tersebut.

"Pemerintah yang harus bayar lunas. Dan sebagai gantinya, PT Minarak Lapindo Jaya yang harus mencicil kepada pemerintah," katanya.

Pembayaran sisa 80 persen ganti rugi dengan cara diangsur, dikhawatirkan Sumitro, uang tidak akan diterima secara utuh oleh korban Lapindo, sehingga warga tidak akan mampu membangun kembali rumahnya yang telah tenggelam.

Sumitro menuturkan, meskipun pemerintah sudah menetapkan sanksi yang tegas apabila PT Minarak Lapindo Jaya tidak menepati janjinya namun pada kenyataannya janji itu hanya teori semata.

"Dulu juga dikenakan sanksi denda sebesar Rp 10.000 per hari jika telat bayar. Namun hingga berbulan-bulan mereka tidak bayar, denda itu tidak ada implementasinya. Ini dipastikan akan menimbulkan gejolak," ujarnya.

Selama di Jakarta, Sumitro dkk menginap di kantor Kontras, tak jauh dari Jl Diponegoro, Jakarta Pusat. Sedangkan massa Tim 16 yang jumlahnya lebih 1.000 orang menginap di Masjid Istiqlal dan selama 2 hari berdemo di depan Istana Presiden. (mei/nrl)

Tidak ada komentar: