05 Desember 2008

Korban Lumpur Lapindo Zikir di Depan Istana

Korban Lumpur Lapindo Zikir di Depan Istana

Jakarta - Puluhan warga korban lumpur Lapindo, yang menuntut pembayaran sisa ganti rugi sebesar 80 persen dibayar tunai, menyambangi Istana Negara. Dengan dipimpin oleh seorang kiai, mereka menggelar zikir dan tahlil.

Warga yang menamakan diri Gerakan Pendukung Keputusan Presiden No 14/2007 (Gepres) tersebut tiba di Istana Negara, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (5/12/2008), sekitar pukul 09.30 WIB.

Mereka merupakan perwakilan dari lima desa di Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim), yang menjadi korban lumpur Lapindo yakni Kedung Bendo, Ketapang, Siring, Jati Rejo, Reno Kenongo.

KH Abdul Fatah selaku koordinator Gerpres mengatakan, warga lima desa itu mendesak sisa ganti rugi diberikan sesuai dengan Keppres, yakni secara tunai. Mereka takut terjadi ingkar janji apabila ganti rugi tersebut dicicil, seperti yang sudah disepakati oleh PT Minarak Lapindo Jaya dengan Tim 16.

"Kalau SBY tidak menjadi presiden lagi, siapa yang bertanggung jawab? Mengingat warga kami ini ada yang bersertifikat ada yang tidak," kata Fatah.

Fatah mencium adanya permainan dalam kesepakatan antara Tim 16 dan Minarak. Sebab, saat negosiasi keduanya berlangsung, pihaknya tidak diikutkan.

"Waktu pertemuan, kami tidak dihubungi oleh Menteri PU, padahal Menteri PU tahu kami ada di sini," jelasnya.

Menurut Fatah, bila dalam seminggu ini tuntutan mereka tidak dipenuhi, maka pihaknya akan mendatangkan sekitar 3.000 orang ke Jakarta.

Aksi warga ini berjalan sekitar 1 jam. Mereka meninggalkan jalan di depan Istana pukul 10.30 WIB.(irw/nrl)

Tidak ada komentar: