06 Mei 2008

Semburan Baru di Siring Barat Diduga Kandung Metana

Semburan Baru di Siring Barat Diduga Kandung Metana

Monday, 05 May 2008
Sidoarjo - Surya-Semburan baru di RT 12/RW 02 Desa Siring bagian Barat, diduga kuat mengandung gas metana. Gas ini selain menimbulkan bau menyengat, juga mudah terbakar. Bahkan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), telah melokalisir pusat semburan dengan memasang pita bergaris yang mengitari sumber semburan. BPLS juga memasang papan pengumuman, yang meminta agar warga tidak menyulut api di sekitarnya. Sebab kawasan tersebut, telah dinyatakan BPLS sebagai areal berbahaya dan terlarang.

Sejumlah warga mengaku, sekarang mereka sering sesak nafas jika menghirup udara di sekitar pusat semburan baru tersebut. Selain itu, mereka juga sering sakit flu dan batuk. “Bau gasnya makin menyengat, dibandingkan sebelumnya,” jelas Ny Mainah, Minggu (4/5).

Ny Mainah adalah warga yang paling menderita, sejak semburan itu ditemukan, Kamis (1/5) sore. Sebab lokasi semburan, persis di samping rumahnya. Sehingga setiap detik, Ny Mainah yang merasakan pertamakali dampak dari sumber semburan tersebut. Terutama malam hari, karena bau yang keluar sangat menyengat. “Aduh, saya tak tahan mencium bau gas itu. Kalau pusing atau batuk makin parah, saya langsung ke RSU Siti Hajar,” tandasnya.

Selain menderita fisik, warga sekitar pusat semburan kini juga takut memasak atau menyalakan api. Sebab berdasar pengalaman, bau seperti ini mudah terbakar. Akibatnya, kini warga terpaksa mengeluarkan uang pribadi untuk membeli nasi bungkus di warung yang agak jauh dari pusat semburan.

“Sejak semburan itu ditemukan, saya tak berani memasak. Takut api kompor menyulut gas dan terbakar. Kalau mau makan, kami beli nasi bungkus ke warung,” ujar Ny Solikah, yang rumahnya tidak jauh dari pusat semburan.

Sementara itu, hingga Minggu (4/5), semburan itu masih terus mengeluarkan air bercampur lumpur. Sedangkan gasnya, masih tercium meski dari jarak tiga meter.
Hanya saja, volume air campur lumpurnya tidak terlalu tinggi, sehingga tidak sampai meluber ke sekitar pusat semburan. Saat diukur dengan tiang bambu, diketahui jika kedalaman semburan lebih dari 2 meter. Sedangkan diameter lubang sekitar satu meter.

Humas BPLS, Achmad Zulkarnaen, selama belum berhasil dikonfirmasi. Sedangkan petugas PT Fergaco Indonesia, telah melakukan pengecekan dan hasilnya kandungan gas hidrokarbon semburan itu mencapai 15-20 persen. Kandungan ini menurun dari sebelumnya, yang mencapai 35-67 persen.

“Kami mengukurnya Minggu (4/5) sekitar pukul 10.00 WIB. Kandungan gasnya memang menurun, tetapi kami minta warga tetap waspada. Pasalnya, kondisi ini juga terjadi sebelumnya, namun tiba-tiba beberapa hari kemudian terjadi semburan lebih besar,” papar Dodi Ernanto, petugas PT Fergaco. sda

Tidak ada komentar: