05 Mei 2008

Makan Distop, Dibantu KNPI

Makan Distop, Dibantu KNPI

Friday, 02 May 2008
SIDOARJO - SURYA-Hari pertama jatah makan distop PT Lapindo Brantas Inc (LBI), membuat ratusan pengungsi korban lumpur Lapindo yang bertahan di penampungan Pasar Porong Baru (PPB) harus masak sendiri dan tentu saja, berharap bantuan dari pihak luar. Pihak pertama yang membantu pengungsi, Kamis (1/5) kemarin adalah DPD KNPI Kepulauan Riau (Kepri), yang membantu uang tunai sebesar Rp 25 juta. “Kami mendengar jika jatah makan pengungsi ini akan dihentikan, dan bantuan ini sebagai bentuk solidaritas kami kepada saudara kami yang terkena semburan lumpur,” ujar Ketua DPD KNPI Kepri, Berto Izaak Doko, Kamis (1/5).

Bantuan ini, kata Berto Izaak, tidak ada muatan politis. Bentuk bantuannya juga secara langsung dan tunai, dimana setiap Kepala Keluarga (KK) mendapat bantuan sebesar Rp 40.000.

Ketua Pagar Rekontrak, H Sunarto, mengatakan meski masih banyak masyarakat yang bersimpati, pihaknya tidak akan bergantung pada pihak luar. “Pekan depan kami akan menentukan sikap, terkait penghentian jatah makan ini ,” ujarnya.

Sementara itu sebanyak 12 KK pengungsi yang tinggal di PPB, kemarin siang mendatangi kantor PT MLJ untuk menerima uang kontrak.
Suroso, mantan Ketua Tim Data Pagar Rekontrak yang juga ikut menerima uang kontrak mengatakan, sebenarnya banyak pengungsi yang tergabung dalam Pagar Rekontrak bersedia menerima uang kontrak.

Hanya saja, berkas mereka masih dipegang pengurus Pagar Rekontrak sehingga mereka kesulitan untuk mengambilnya. “Kami akan bertemu Pak Sunarto, agar warga pengungsi yang mau menerima uang kontrak berkasnya diberikan, ini adalah hak asasi dari masing-masing warga,” paparnya.
Suroso menambahkan, pihaknya akan membuka posko pengungsi, untuk membantu warga yang mau menerima uang kontrak. “Poskonya di rumah Zaidun RT04 RW0I, Renokenongo,” jelasnya.
Ketua Pagar Rekontrak H Sunarto membantah, bila ia dituding mempersulit warga yang akan mengambil berkas untuk keperluan mengambil uang kontrak. “Yang memutuskan masalah ini bukan hanya saya, tapi semua warga yang Pagar Rekontrak,” katanya.
Untuk 12 KK yang menerima uang kontrak kemarin, tuding Sunarto, sejak dulu memang ingin keluar dari Pagar Rekontrak.
Diaz Raihan koordinator sosial Minarak menambahkan, pihaknya selalu siap, bila ada warga pengungsi yang sewaktu-waktu mau menerima uang kontrak. “Kami akan layani kapan saja,” ujarnya. iit

Tidak ada komentar: