16 Juni 2008

Pertemuan Batal GKLL Kecewa, Lapindo, DPRD dan Bupati Tidak Hadir

Pertemuan Batal GKLL Kecewa, Lapindo, DPRD dan Bupati Tidak Hadir
Wednesday, 11 June 2008
Sidoarjo - Surya-Ribuan warga yang tergabung dalam Gerakan Korban Lumpur Lapindo (GKLL), mengaku tidak percaya lagi dengan aparat pemerintah dan DPRD, menyusul dibatalkannya secara sepihak, pertemuan yang melibatkan GKLL, DPRD, Bupati dan Lapindo di gedung DPRD, Selasa (10/6) pukul 14.00 WIB. Apalagi, pembatalan tersebut tanpa disertai alasan sehingga warga yang sudah menunggu sejak pagi, harus pulang dengan tangan hampa. “Kami sudah tidak percaya lagi dengan wakil rakyat, kenapa pertemuan ini ditunda tanpa alasan yang jelas,” kata kordinator GKLL Joko Suprastowo.

Padahal, kata Joko, pertemuan itu dimaksudkan untuk mencari jalan keluar terhadap nasib 8.500 korban lumpur yang surat tanah dan rumahnya di luar sertifikat. Sebab saat ini, anggota GKLL yang hanya mempunyai Petok D atau leter C, menolak resettlement yang ditawarkan Lapindo. “Kami ingin cash and carry, bukan resettlement, karena belum ada kesepakatan, kami diundang ke DPRD tapi tiba-tiba saja dibatalkan, dengan alasan terjadi miskordinasi,” lanjutnya.

Membludaknya warga yang berkumpul di DPRD, sudah diantisipasi polisi dengan menempatkan mobil panser anti huru hara, serta sejumlah petugas anti huru hara. Namun karena warga berlaku tertib, pasukan dan mobil tersebut akhirnya ditarik kembali ke Mapolres.

Di tempat terpisah, tanggul yang jebol sekitar enam meter di titik 44 Minggu (8/6), ternyata hingga Selasa (10/6) sore masih mengalirkan lumpur panas yang deras.

Akibatnya, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) harus melokalisir aliran lumpur dengan mengggunakan pipa untuk overflow. Pipa tersebut diletakkan persis di lokasi tanggul yang jebol, agar aliran lumpur tidak menggerus tanggul lainnya. “Setelah dipasang pipa, baru diuruk tanah sirtu untuk menutup dan memperbaiki tanggul yang jebol,” jelas Akhmad Khusairi, staf humas BPLS, Selasa (10/6).

Namun BPLS terkendala material sirtu, karena truk pengangkut sirtu belum bisa masuk akibat jalan diblokade warga Desa Besuki.

Sebenarnya warga Desa Besuki sudah membuka tendanya yang berada di tengah jalan, namun mereka masih menghadang truk yang akan melintas. “Truk sirtu belum bisa masuk ke lokasi tanggul yang jebol, karena warga yang masih berjaga-jaga di bekas jalan Tol Porong - Gempol,” tutur Khusairi. iit

1 komentar:

Momentum Risalah Wapres 24 April 2007 mengatakan...

Warga GKLL boleh kecewa, tapi saya masih bertanya-2, apa bener tidak jadi ada "pertemuan"...??? secara FORMAL sich memang sengaja tidak ada pertemuan, akan tetapi secara IN-FORMAL ada "deal" antara "oknum-2" yang mengatas namakan membawa amanah WARGA YANG MEMILIH CASH & CARRY dengan Minarak Lapindo Jaya untuk BARTER JUMLAH DATA WARGA YANG MANGAMBIL CASH & CARRY DENGAN JUMLAH DATA WARGA YANG SUDAH MENERIMA UANG SUSUK IKUT PROGRAM RESELTEMENT YANG SUDAH BERJALAN, Maka dengan itu WARGA KORBAN LEBIH WASPADA DENGAN "OKNUM-2" TERSEBUT YANG SKRG INI SUDAH MENSOSIALISASIKAN HASIL TERSEBUT "DOOR TO DOOR" DENGAN CATATAN AKAN MINTA "IMBALAN / UANG JASA PERJUANGAN"