10 Juni 2008

Ganti Rugi Tak Jelas Lagi, Warga Cegat Truk Sirtu

Ganti Rugi Tak Jelas Lagi, Warga Cegat Truk Sirtu
Saturday, 07 June 2008
Sidoarjo - Surya-Untuk kesekian kalinya, ratusan warga Desa Besuki Kecamatan Jabon, memblokade jalan alternatif di bekas jalan tol Porong - Gempol KM 41, yang dipakai untuk lalu lintas truk sirtu menuju pusat semburan, Jumat (6/6). Aksi yang diikuti 300 KK ini dipicu sikap Lapindo, yang terkesan tidak memperhatikan nasib warga Desa Besuki yang menjadi korban lumpur panas Lapindo. Apalagi sampai kemarin, belum ada kejelasan terkait ganti rugi rumah dan lahan warga akibat terkena dampak lumpur.

Warga memulai aksi, setelah sholat Jumat dengan berkumpul di bekas jalan tol Porong - Gempol Km 41. Selain diikuti kaum lelaki, aksi itu juga melibatkan kaum ibu dan anak-anak.

Tanpa dikomando, warga lalu menghentikan sejumlah truk pengangkut sirtu. Mereka menyuruh sopir, untuk menumpahkan muatan sirtu ke jalan raya. Karena jumlah warga lebih banyak, para sopir menurut saja tanpa bisa melawan.

Mursyid, warga Besuki mengatakan aksi ini sebenarnya sudah berkali-kali dilakukan, namun tidak ada satu pun pejabat yang terkait, meresponnya. “Kami minta agar pemerintah Sidoarjo atau siapa saja, yang terkait dan berkepentingan dengan ganti rugi, bisa tanggap dan melakukan upaya penyelesaian ganti rugi,” paparnya.

Sejumlah petugas dari Polres Sidoarjo, mencoba negosiasi dengan warga agar membiarkan truk memuat sirtu lewat sekaligus membubarkan aksi. Namun hingga petang kemarin, warga masih tampak menguasai jalan tersebut dan menjaga tumpukan sirtu yang sengaja dibuang dari truk. “Kami minta ada pihak yang berkepentingan datang ke sini, dan menjelaskan sampai kapan warga harus menunggu untuk mendapat ganti rugi,” kata seorang warga.

Seperti diketahui, warga Desa Besuki 'terpaksa' terusir dari kampung halamannya sendiri, karena diterjang lumpur panas. Saat ini, mereka masih bertahan di tenda-tenda darurat yang dibangun warga di sepanjang bekas jalan tol Km 41.

Selama ini, warga tidak bisa berbuat apa-apa karena selama ini belum ada ganti rugi apapun yang diterima warga, meski sebelumnya pemerintah sudah memasukan kawasan Desa Besuki ini masuk dalam peta area terdampak.

“Tapi mana buktinya? Sampai sekarang tidak ada kejelasan dan kami masih bertahan di tenda-tenda darurat,” kata warga lainnya. iit

Tidak ada komentar: