10 April 2008

Siring Barat Mengandung Gas Metana Warga Mulai Mual dan Sesak Nafas

Siring Barat Mengandung Gas Metana Warga Mulai Mual dan Sesak Nafas

Thursday, 10 April 2008
Sidoarjo - Surya-Penyebab lantai rumah warga di Desa Siring Barat, di tepi Jalan Raya Porong - Surabaya dekat jembatan tol menjadi panas, ternyata terbukti disebabkan adanya kandungan gas yang muncul dari saluran air di depan rumah warga. Dan gas yang beredar, adalah jenis metana yang mudah terbakar.
Saluran air yang mengandung gas metana itu, panjangnya sekitar 400 meter. Lokasinya setelah Masjid Nurul Azhar Jatirejo hingga ke Tugu Kuning.

Hal itu diakui Dodie Ernawan, petugas PT Fergaco, selaku pemantau dan analisa gas berbahaya. Menurut Dodie, saluran air yang berada di depan rumah warga Siring Barat, mempunyai kandungan Hidrokarbon (HC) yang tinggi. HC ini merupakan kandungan gas yang mudah terbakar, selain itu juga mengandung gas metana. "Posisi gas metana ini bisa meledak atau terbakar, tapi melihat posisi di mana gas itu berada," katanya.

Pada pengecekan kadar gas sebelumnya, kata Dodie, kawasan Siring Barat merupakan kawasan yang direkomendasi untuk dikosongkan. Sebab di sana, terdapat sejumlah kandungan gas berbahaya yang mudah terbakar.
Menurutnya, saluran air di Siring Barat kemungkinan kecil meledak karena masih banyak celah yang mengakibatkan gas bisa bercampur dengan udara bebas. "Lain lagi ceritanya, kalau posisinya tertutup rapat," jelasnya.

Meski tidak meledak, namun Dodie mengakui besar kemungkinan sungai itu terbakar. Sebab dari hasil pemantauan, kandungan HC sudah over range atau LEL (Low Ekplosiv Limit) di atas 100 persen, yang berarti gas metana terpenuhi untuk dapat terbakar.
Selain HC, kandungan gas lainnya yang ditemukan adalah Hidrogen Sulfida (H2S) ayau dikenal gas telur busuk. Gas ini lebih berbahaya, karena dapat menyebabkan kelumpuhan dengan tanda awal sesak napas, muntah, mual, pusing dan pingsan.

Namun gas H2S itu berbahaya, jika posisinya sudah mencapai 100 ppm (part permilion). "Yang kami temukan hanya 1 ppm, jadi cuma bau menyengat saja yang menusuk hidung," paparnya.
Selain lantai rumah menjadi panas, beredarnya gas metana tersebut sudah mulai memakan korban. Sejak kemarin, sejumlah warga terutama anak-anak mulai merasakan sesak nafas, karena menghirup bau gas yang menyengat.

Ny Anti, warga RT12/RW2, Desa Siring Barat mengungkapkan, bau menyengat itu muncul dari saluran air di depan rumah. "Bila malam hari, baunya sangat menyengat, anak saya yang kecil sampai sesak napas," katanya sambil menunjuk anaknya, Haggul, 6, yang mengalami sesak nafas, Rabu (9/4).

Bahkan, kata Ny Anti, bau itu sudah masuk ke dalam rumah melalui lubang kamar mandi dan dapur. Kini ia harus membeli keramik, hanya untuk menutup lubang tersebut.
Mahmud, salah satu koordinator warga Desa Siring Barat mengatakan, masalah ini sebenarnya sudah seringkali dilaporkan ke pemkab dan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS). "Katanya kalau ada yang mengalami sesak napas karena bau disuruh membawa ke puskesmas, tapi sepulang dari puskesmas warga kambuh lagi," paparnya.
Menurut Mahmud, di RT12 RW2 terdapat 70 KK, sedangkan yang menghadap langsung dengan saluran air tersebut sebanyak 40 rumah. “Sekarang penghuni rumah itu sekarang resah, karena selalu mencium bau menyengat apalagi gasnya mudah terbakar,” katanya.
Humas BPLS Akhmad Zulkarnain mengatakan, untuk sementara waktu pihaknya akan mengajak musyawarah warga untuk membuka tutup gorong-gorong itu. Tujuannya agar kandungan gas itu berbaur dengan udara bebas, dan menjadi netral.
Sementara itu, untuk mengantisipasi jatuh korban pada pengendara jalan, Satlantas Polres Sidoarjo memasang garis polisi di sepanjang saluran air sejauh hampir 400 meter, Rabu (9/4).
Kasatlantas Polres Sidoarjo AKP Andi Yudianto, mengatakan, antisipasi ini dilakukan agar kendaraan tidak berhenti di area sekitar saluran air yang mengeluarkan kandungan gas mudah terbakar itu. "Kami beri garis polisi, agar pengendara lebih hati-hati dan tidak berhenti di sini," papar AKP Andi.. iit

Tidak ada komentar: